Friday, October 6, 2017

Pura Besakih Dan Keadaan Gunung Agung Terus Di Pantau Menpar

Pura Besakih Dan Keadaan Gunung Agung Terus Di Pantau Menpar

Poker Terbaik



GUDANG HOT NEWS - Menteri Parawisata (Menpar), Arief Yahya, terus memastikan suasana Pulau Dewata Bali betul-betul aman. Ia berkunjung ke Pura Besakih, yang jaraknya hanya 9 km dari pusat erupsi Gunung Agung, Daerah "merah" hingga radius 12 km yang sudah harus dikosongi.

 Dari pura terbesar di Bali yang ketinggiannya 950 M dpl itu. 2085 M lagi akan sampai kepuncak kaldera gunung yang berada persis dibelakangnya.

 Pasca penetapan status Awas di Gunung Agung, Karangasem, Bali, Kementrian Pariwisata (Kemenpar) tidak pernah berhenti memantau perkembangan menit per menit.

 Dalam kunjungannya ke Pura Besakih pada Kamis (05-10-2017), Arief Yahya didampingi Staf Khusus Bidang Komunikasi, Don Kardono, Kepala Dinas Pariwisata Bali, A A Agung Yuni Budhiarta, Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Arta Dipa, dan Ketua STP Bali, Dewa GN Byomantara.

Ikut saran dan anjuran, itu yang terbaik,"Tutur Arief Yahya.

BACA JUGA BERITA SEBELUMNYA >>> Pencuri Mulai Beraksi Di Kala Warga Sekitar Gunung Agung Mengungsi


 Fenomena alam ini, ujarnya, tidak ada yang bisa memprediksi.  Juga belum ada teknologi yang bisa menjangkau, buat memastikan waktu, jam dan tanggal erupsi. Ditandai dengan tremor, getaran atau gempa kecil yang hitingannya hanya menit dan jam," Karena itu, Pak Gubernur sudah betul, di Radius 12 km itu harus dikosongkan,"Ujar Arief Yahya.

 Dia juga menyampaikan pesan untuk para wisatawan agar tidak khuwatir karana pemerintah sudah mempersiapkan rencana penanganan terhadap segala kemungkinan bencana, tim ini untuk memberi informasi kepada pelaku peristiwa dan sudah mulai berjalan minggu lalu.

 Crisis Center-nya sudah dibuat, diketahui oleh pak Gubernur Bali, karena itu di Bali, ikon Parawisata indonesia, maka istila Crisis Center itu diganti dengan Bali Tourism Hospitality. Harus satu pintu (Informasinya), beritanya ngagak boleh simpang siur,"Tutur Arief Yahya lagi.

  Selain itu, dia juga mengganti istilah "evakuasi" dengan "mengantarkan", buat memberi aksen parawisata,"biar tidak terkesan serem. Kita semua bergerak dan mempersiapkan segala risiko yang terjadi,"Kata Arief Yahya.

 Yang pertama kita harus menimbulkan rasa aman kepada masyarakat sekitar Gunung agung, begitu juga buat wisatawan, customer kita, segala sesuatunya sudah disiapkan buat keamanan mereka juga,"lanjutnya.

 Kementrian Parawisata juga telah membuat skenario buat mempertahankan wisatawan, bik dalam maupun luar negri, yang ada diBali.  Arief Yahya mengucapkan, dalam beberapa hari kedepan, para wisatawan diarahkan liburan ke lombok.

 Skenarionya, dia menyebut 3A, yakni Akses, Amenitas, dan Atraktis. Khusus Akses, disiapkan alternatif jalan darat dan laut, kalau bandara Ngurah Rai Off.

 Kalau bulan ini terjadi anginnya kebarat, berati skenario kami kelombok, Wisatawan yang ada diBali akan disipkan transfortasi menuju Lombok,"Tuturnya.

 Skenario laut, para turis akan diangkut pulang pergi melalui transfortasi laut dari pelabuhan Ketapang di Bayuwangi, Jawa Timur menuju Gilimanuk di Bali.

 Arief Yahya menambahkan, kalau ada 60.000 orang, sebagian turis akan diangkut memakai kapal ferry, sehingga ada sekitar lima unit kapal ferry yang disiapkan pemerintah."Kalau itu 5.000, kita ambila empat sampai lima kapal besar, seminggu selesai,"Ujar dia lagi.

No comments:
Write comments